Saturday, August 25, 2012

BAKERY MAGAZINE & MARINA TOUR KE TAIWAN PAMERAN BAKERY, BAKING COURSES DAN WISATA

Pada edisi April 2012 lalu sudah kami tampilkan sekilas mengenai liputan kegiatan Baking Tour yang diselenggarakan oleh BAKERY MAGAZINE dan Marina Tour ke Taiwan pada tanggal 22 sampai 27 Maret 2012. Jumlah anggota rombongan mencapai 35 peserta plus BAKERY MAGAZINE yang diwakili Petrus Gandamana dan team Marina Tour yang terdiri dari Marina Pelealu, Dewi Pramono dan Margareth (Rita) Lukas. Peserta tour datang dari berbagai kota yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Pekalongan, Surabaya, Malang, Bali, Lombok, Kupang, bahkan ada yang datang dari Kuala Lumpur dan Brunei Darussalam dan mereka terdiri dari para usahawan bakery, Chef, Instruktur Senior dunia bakery, pengusaha toko bahan kue, teknikal R&D, Direktur, ibu rumah tangga, calon usahawan bakery maupun pemilik waralaba. Keberangkatan yang seharusnya siang hari jam 14.00 tertunda sampai jam 21.30 sehingga saat tiba di Taipei di saat subuh sudah memasuki hari kedua. Di bandara Taouyuan kami disambut Tour Guide Sumito Halim, atau yang akrab disapa Halim. Selama perjalanan dari bandara menuju hotel Halim memperkenalkan diri dan sedikit memberikan gambaran mengenai tour yang akan dilakukan di siang hari nanti, namun memaklumi peserta sangat lelah, dia memberi kesempatan peserta beristirahat di bus. Kami check in sekitar 04.30 subuh di hotel The Fullon Taipei yang berbintang lima dan terletak di diantara Jalan Renai dan Jalan Sinyi, dekat dengan Jianguo South Road Interchange. Karena hari sudah subuh, panitia memberikan kesempatan beristirahat di kamar sekitar 4 jam sampai jam 09.30 sebelum kami diminta berkumpul di lobby hotel. Kesempatan beristirahat sejenak dimanfaatkan dengan tidur lelap saat menjelang fajar, namun cukup untuk menyegarkan tubuh yang cukup lelah setelah 9 jam menunggu di bandara dan duduk di pesawat sekitar enam jam. Sekitar jam 09.45 pagi, setelah semua peserta berkumpul di bus, kami menuju ke toko peralatan kue yang berada di Min Sheng Street. Five Dime Restaurant Selesai berbelanja peralatan dan bahan kue, kamipun segera menuju restoran Five Dime Boathouse yang terletak di No. 8, Lane 32, Neihu Road Section 1, Taipei. Restoran ini didesain dengan bentuk yang unik, seperti bangunan primitive yang besar didesain oleh seorang wanita arsitek yaitu Xie Li-xiang. Sebelum menuju ke ruangan restoran yang pintu utamanya berada di lantai 2, kita melalui jalan setapak menanjak yang menyuguhkan berbagai desain kontemporer sekaligus primitif. Suasana restoran memang didesain dengan luar biasa unik dan sanggup membelalakkan mata karena model kursi, meja, dinding semuanya berbeda satu sama lain. Inilah Taiwan, dimana untuk membuka usaha bareca (bakery,resto, café), anda tidak sekedar lagi menjual produk namun menjual tema yang unik agar didatangi pelanggan. Restoran Five Dime memiliki area yang sangat luas dan terkesan menghambur-hamburkan lahan, dimana harga tanah di Taipei sangat mencekik leher. Makanan yang disajikan berupa sukiyaki, dimana kita merebus atau semua hidangan yang disajikan. Taipei International Bakery Show 2012 Selesai makan, kami merasa lebih bersemangat, dan sangat gembira saat dibawa menuju Taipei World Trade Center Nangang Exhibition Hall (No.1, Jingmao 2nd Rd., Nangang District, Taipei City, untuk melihat Taipei International Bakery Show (TIBS) 2012. Sebelum masuk ke arena pameran kami berfoto bersama dan disambut wakil panitia penyelenggara pameran yaitu Wendy Hung dari Chan Chao International Co.,Ltd. TIBS 2012 berisi 747 booth yang diisi oleh 235 eksibitor dan dikunjungi lebih dari 11.000 pengunjung selama 4 hari pameran. Di TIBS yang sesak dipenuhi pengunjung kita bisa menyaksikan berbagai usaha bakery membuka booth di sana untuk menunjukkan kualitas produk yang dijual di bakery mereka yang sesungguhnya serta konsep-konsep yang ditawarkan untuk para peminat waralaba. BAKERY MAGAZINE berkesempatan mampir ke booth Taipei Bakery Assoaciation dan berbincang dengan Miss Yilisa, Executive Board of Director dan Mr. Serge Wei, Board of Director yang juga Operations Director dari Nisshi Chain Co. Ltd, pemilik jaringan Gino Pasco. Kami juga dikenalkan kepada Mr. Yasuyuki Yamauchi, Vice President dari Taiwan Yamazaki Co.Ltd, yang juga anggota Taipei Bakery Association. Perbincangan berlangsung hangat mengenai asosiasi yang berusia lebih dari 80 tahun dan beranggotakan 400 pengusaha bakery se-Taipei tersebut. Ternyata Taipei Bakery Association bersama-sama dengan Taiwan Bakery Association, Kaohsiung Bakery Association dan Taiwan Confectionery/Biscuit & Floury Food Industry Association didukung oleh Taiwan Gateaux Association dan Taipei Kai-Ping Culinary School merupakan organizer TIBS yang dilaksanakan (executor) oleh Chan Chao Int’l Co., Ltd. Pameran TIBS 2012 sendiri memiliki kegiatan seperti Bakery Theme Hall, Distinguished Bakery, Bakery Machinery & Whole Plant Equipment, Finished Foods, Breads & Pastries, Cakes, Wedding Cakes, Confectionery, Biscuits and Chocolates, Par-baked goods Goods, Frozen Dough and Ingredients, Bakery Tools & Processing Machinery, Gift Boxes, Packing Materials and Machinery, Flash Freezers, Refrigerators and Food Service Equipments, Bakery Related Products dan Coffee & Beverages. Selesai dari pameran kami diajak menuju ke Mall Taipei 101 yang berada di Distrik Xinyi. Para peserta menikmati jalan-jalan ke mall yang di atasnya berdiri menara 101 yang namanya berasal dari jumlah 101 lantai penyusun menara tersebut. Menara 101 memiliki ketinggian 508 meter dari permukaan tanah, sementara menara Petronas di Kuala Lumpur berketinggian 451,9 meter. Kecepatan lift untuk mengangkut orang adalah 60,6 km/jam. Selama berada di Mall, kami mengintip berbagai bakery, resto dan kafé yang berada di sana. Salah satu bakery bernama Flavour Field yang saat tahun 2010 lalu masih buka saat ini sudah tutup dan berganti dengan bakery bernama Lalos, yang secara umum konsep roti dan gerainya hampir mirip. Hanya saat ini roti bergaya Eropa lebih banyak. Selanjutnya kami dibawa panitia menuju restoran yang bernuansa Ninja untuk makan malam. Makanan yang disajikan juga model direbus disertai berbagai sushi dan sashimi. Di saat makan, diisi pertunjukan dimana para penari berbaju ninja menari di tengah penonton, dan sebagian penonton ada yang diajak ke panggung dan sedikit diajak bercanda dengan menyiram es batu ke tubuh pengunjung tersebut. Selesai makan malam, kantuk yang masih belum punah dari tubuh mulai menyergap kembali, dan kami menuju ke hotel untuk beristirahat. Baking Course di CakeDIY Fashionmall Di pagi hari ketiga, setelah puas beristirahat tidur semalaman, kami menuju ke tempat kursus yang berada di sekitar area Shilin tepatnya di Chengteh Road no. 277, Taipei. Hari itu tepat jatuh di hari Sabtu, dan pagi cuaca hujan gerimis. Namun suasana hujan tidak mengendurkan semangat para peserta yang saat memasuki gedung kursus harus melewati lantai bawah yang berupa toko peralatan dan bahan-bahan kue yang lengkap dan rapi. Sambil menunggu lift membawa ke lantai 3 ruangan kursus, sebagian peserta mulai membeli berbagai produk yang dijual di toko tersebut. Saat tiba di ruangan kursus, sudah tersusun rapi untuk para peserta. Ruangan kursus yang berdaya tampung sekitar 30 orang itu langsung terasa penuh saat para peserta sudah duduk di semua bangku yang tersedia. Mr. Lin Chin Hsiang, pemilik kursus bersama istri Mrs. Wu Mei Chu yang juga pengajar di Cake DIY. Setelah memberikan sambutan singkat, diperkenalkanlah pengajar hari itu yaitu Chef Huang Chi Yin yang pernah bekerja di perusahaan ingredients dunia dan sudah berkeliling manca negara, termasuk Indonesia, dengan pengalaman dalam mengajar roti selama 25 tahun. Chef Huang Chi Yin hari itu mengajarkan membuat roti Crisp Strawberry Bread, Orange Bread, French Sweet bread and butter, Garden Fruit Bread, Panda Bread, French Potato Bread, Italian Meat sauce Bread, German Style Sausage Bread, German Sour Rye Bread, Green Tea Bread dan Christmas Tree Bread. Secara umum oleh Chef Huang dibuat adonan utama yang menjadi dasar bagi berbagi jenis bread yang dibuatnya. Pada beberapa roti dipakai bahan Malt ekstrak. Di tengah kursus diisi dengan acar makan siang yang berlangsung di lantai 4 dari bangunan. Lantai itu terasa nyaman karena didekorasi dan ditata dengan apik oleh sang pemilik, khusus hanya sebagai ruangan berkumpul bagi pemiliknya dengan para sahabat atau tamu. Ruangan makan dibatasi dengan taman yang hijau di sisi belakang gedung dan ada sudut ruangan duduk yang memakai kaca di atas ruangan sehingga sinar matahari bisa menembus bebas ke dalam ruangan. Selesai makan siang kursus dilanjutkan kembali sampai pukul 18.30 dan peserta berfoto bersama dengan sang guru dan hasil karya demonya. Malam itu Mr. Lin Chin Hsiang bersama istri mengundang semua peserta untuk makan malam bersama di ruangan yang sama dengan tempat makan siang. Malam minggu itu terasa istimewa saat di sela makan malam, sang Pimpinan Tour (Tour Leader) Ms. Dewi Pramono, tiba-tiba memainkan keyboard dan mengajak semua peserta tour bernyanyi lagu Mandarin popular Ye Liang Piaw Wo Te Sin secara bersama-sama untuk menghormati dan menghibur sang tuan rumah yang telah begitu ramah menyambut kami. Peserta dan tuan rumah begitu gembira dan terkesan dengan suasana yang dibangun oleh Ms. Dewi dan mampu mengajak beberapa peserta untuk berdansa cha-cha diiringi alunan keyboard yang dilantunkan oleh Ms. Sherly Tegu. Beberapa peserta menyanyikan lagu untuk mengiringi dansa. Selesai makan malam, kami dibawa panitia mengunjungi pasar malam Shilin, dimana banyak sekali penjual makanan yang menjajakan makanan di gerobak. Di sana ada salah satu penjual ayam goreng yang ukuran ayamnya dua kali lipat ukuran ayam goreng normal dan diantri pembeli. Kreasi Pastry Chef Enzo Hari keempat, tepat jatuh hari Minggu, kursus kedua berlangsung danmenampilkan Chef Enzo, yang ahli dalam bidang pastry. Chef yang pernah bekerja di Perancis dan saat ini menjadi konsultan di berbagai hotel berbintang di Taipei menyajikan berbagai kreasi pastry yang berpenampilan menawan seperti Raspberry Charlotte, Macaroon, Lemon Tower, Japanese Chiffon, Mango Fresh Cheese, Puff seperti Choux. Di sela kursus Chef Enzo, Chef We Mei Chu membuat Light Cheese Cake. Secara umum Chef Enzo membuat kreasi cakenya dengan memakai banyak bahan berupa puree buah-buahan maupun buah asli seperti strawberry, raspberry, blueberry, lemon, mangga serta keju mascarpone dan whipped cream. Juga digunakan tepung almond pada Puff yang lembut dan garing. Macaroon selain dinikmati sebagai produk tunggal juga dipakai sebagai bahan hiasan Raspberry Charlotte Para peserta sangat mengagumi kreasi yang dibuat Chef Enzo, baik dari segi bentuk tampilan yang anggun dan menarik mata maupun dari segi rasa yang lembut, mild dan mewah. Usai acara demo Chef Enzo, kami menuju pasar malam Shimending, yang ramai dikunjungi kaum muda dan para penyuka fashion. Di berbagai sisi jalan nampak berbagai gerai baju bermerek dan juga kafe dan restoran kelas menengah ke atas. Di salah satu sudut pasar kita akan menemukan gerobak penjual pastry yang menjual cake berbentuk alat kelamin laki-laki dan karena produknya “nyeleneh” justru cepat ludes diserbu pembeli. Kreasi Snack Chef Wu Mei Chu Hari kelima yang jatuh hari Senin merupakan hari terakhir kursus dan diisi dengan mendemokan kreasi snack oleh Chef Wu Mei Chu. Sebelum ke tempat kursus kami menyempatkan mampir ke Chiang Kai Sek Memorial untuk berfoto bersama seluruh rombongan. Pada kursusnya, Chef Wu Mei Chu membawakan resep Cantonese mooncakes, Pia isi Kari, Nougat, Wife Cake, Pia isi Kacang dan Kue Nanas. Kursus berlangsung dalam suasana yang hangat karena para peserta ikut membantu sang Chef dalam membuat snack sampai membungkusnya juga. Karena hari itu kami sudah harus berangkat ke Sun Moon Lake pada siang hari, maka kursus disudahi lebih cepat dari biasanya, dan Mr. Lin serta Chef Wu berjanji akan mengirimkan snack yang dibuat ke Kaoshiung saat kami tiba di sana untuk dinikmati atau dibawa ke Jakarta sebagai oleh-oleh. Pembagian sertifikat kursuspun dilaksanakan dengan dihadiri para Chef pengajar dan semua peserta berkesempatan berfoto bersama dengan para Chef yang sudah mengajar mereka. Setelah itu kami bergegas menuju bus yang akan membawa kami ke Sun Moon Lake yang berada di Yuchi, Nantou. Perjalanan dengan bus berlangsung selama sekitar 4 jam dan kami isi dengan berkaraoke di bus. Sekitar pukul 21.00 kami tiba di bukit yang tepat berada di tepi danau yang menjadi tempat kediaman salah satu suku asli Taiwan yaitu Thao. Karena sudah malam, maka kami segera mengisi perut di restoran yang berada di hotel Einhan Resort tempat kami menginap. Suhu udara dingin menyergap kami, dan sejenak sehabis makan malam kami melihat berbagai toko cendera mata yang masih buka di sekitar hotel. Namun karena sudah menjelang tengah malam, kami memutuskan segera kembali ke kamar hotel untuk bersitirahat. Danau Sun Moon dan Ke Kaoshiung Hari keenam, setelah makan pagi kami menuju ke sebuah pulau yang berada di tengah danau bernama Lalu Island. Perjalanan ditempuh dengan motorboat selama 20 menit. Saat sampai di pulau Lalu, kami disambut dengan lagu-lagu khas suku aborigin Shao. Banyak peserta ikut bergabung dengan para penyanyi dan pemain musik untuk berfoto bersama. Sebagian peserta naik ke puncak bukit untuk melihat kelenteng Xuanguang yang ada di sana. Sekembalinya ke hotel untuk mengambil koper, kami ke bus untuk menuju Wen Wu Temple, yang berada sekitar 20 menit dari hotel. Sebagian peserta sembahyang di kelenteng dan sebagian berbelanja di depan kelenteng. Kemudian kami menuju Fleur de Chine Hotel untuk menikmati makan siang. Hotel berbintang lima ini menawarkan pemandangan cantik sambil menikmati makan siang yang lezat. Selesai makan siang kami menuju Formosan Aboriginal Village Theme Park yang dikelilingi taman hutan yang indah dan bersih. Kami menaiki kereta gantung untuk menikmati pemandangan memukau yang menyajikan danau dan gunung hijau. Pertunjukan tarian dan nyanyian mengenai suku aborigin Taiwan juga kami saksikan di taman tersebut. Selanjutnya kami menuju kota industri dan pelabuhan terbesar di Taiwan yaitu Kaohsiung yang berada di selatan pulau Taiwan. Perjalanan ke Kaohsiung kami tempuh selama hampir 4 jam dan begitu tiba di Kaohsiung kami isi dengan makan malam, lalu segera istirahat di hotel. Keesokan harinya kami mengelilingi Kaohsiung dengan melihat wihara besar bernama Fo Guang Shan Budha Memorial Center, lalu ke wihara Tiger dan Dragon dan malam harinya menyusuri Love River Cruise yang romantis. Tak terasa saat hari terakhir esok pagi kami sudah harus bergegas ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Tour selama 8 hari berjalan menyenangkan dan semua peserta merasa puas serta meminta kami untuk menyelenggarakan tour ke Korea Selatan pada akhir tahun ini. (PG)

No comments: